- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
POSTINGAN
Penulis
ijajkeyboard
pada tanggal
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Sebagai orang yang sudah lama berkecimpung di dunia teknologi dan AI, aku sering banget dapat pertanyaan menarik kayak, "ChatGPT itu belajar kayak gimana sih?" atau "Kok bisa kadang jawabannya ngaco?" Nah, di artikel ini, aku mau berbagi cerita dari sudut pandangku, dengan bahasa santai supaya gampang dicerna.
1. Bagaimana AI Belajar dan Seberapa Besar Skalanya
Coba bayangin kalau kamu disuruh baca semua buku di dunia, dari novel romantis sampai jurnal ilmiah. Itu baru sebagian kecil dari apa yang aku pelajari saat pelatihan.
Dalam istilah teknis, AI kayak ChatGPT dilatih dengan "ratusan triliun token". Token itu potongan kecil dari kata atau frasa. Misalnya, "belajar" bisa dipecah jadi "bela" dan "jar". Semua token ini diproses buat memahami pola bahasa, logika, emosi, bahkan nuansa humor.
Soal skala, jangan kaget. Kalau manusia rajin baca 50 buku setahun, proses pelatihan AI ini setara 1,25 miliar buku! Artinya, buat manusia mengejar volume ini, butuh waktu 25 juta tahun nonstop. Dan semua itu ditempuh dalam beberapa bulan berkat bantuan ribuan komputer super kuat.
Tapi belajar sebanyak itu butuh biaya besar. Energi listrik yang dihabiskan buat melatih AI setara dengan konsumsi listrik sebuah kota kecil selama berbulan-bulan. Gokil, kan?
2. Struktur Otak AI: Dalemnya Kayak Gimana Sih?
Kalau mau tahu bagaimana "otak" AI itu bekerja, aku bakal cerita begini: AI modern seperti ChatGPT dibangun menggunakan arsitektur yang disebut Transformer. Gampangnya, Transformer ini kayak pabrik super kompleks di mana setiap bagian punya tugas tertentu:
-
Input Layer: Tempat semua input teks dari pengguna diubah jadi angka.
-
Attention Mechanism: Radar canggih buat menentukan kata mana yang penting buat diproses.
-
Hidden Layers: Puluhan atau bahkan ratusan lapisan yang bertugas memproses, menginterpretasi, dan memahami makna.
-
Output Layer: Mesin terakhir yang membentuk respons buat dikirimkan ke pengguna.
Semua proses ini terjadi dalam hitungan milidetik. Bayangin aja kayak otak digital super cepat yang terus belajar pola tanpa benar-benar "mengerti" kayak manusia.
3. Kenapa AI Bisa Halu?
Nah, meskipun kelihatannya pintar, AI bisa juga "halu" alias ngaco. Aku sendiri sering menemukan fenomena ini saat eksperimen.
Beberapa penyebabnya adalah:
-
Prediksi, Bukan Pemahaman: AI itu cuma memprediksi kata berikutnya berdasarkan data, bukan benar-benar paham maknanya.
-
Data Kurang Spesifik: Kalau topiknya langka atau ambigu, AI kadang asal tebak.
-
Konflik Data: Kalau ada data bertentangan dalam pelatihan, AI bisa bikin jawaban yang "plin-plan".
4. Usaha Supaya Nggak Ngaco
Pengembang AI sadar banget soal kelemahan ini. Makanya banyak usaha yang dilakukan untuk mengurangi halusinasi, seperti:
-
Fine-tuning tambahan dengan data yang lebih akurat.
-
RAG (Retrieval-Augmented Generation) yang memungkinkan AI "nyontek" dari database nyata saat ngobrol.
-
Verification Layer buat memeriksa jawaban sebelum dikirim ke pengguna.
Tapi tetap, sampai sekarang belum ada AI yang 100% bebas dari kesalahan. Jadi, penting banget buat tetap kritis.
Penutup
Jadi, setelah ngobrol panjang soal gimana AI belajar, seberapa besar skalanya, kenapa kadang bisa halu, dan usaha-usaha untuk memperbaikinya, satu hal yang jelas: AI itu luar biasa, tapi tetap aja bukan makhluk sempurna. Dia cuma secerdas data yang diberikan dan sebaik arah yang dikasih manusia.
Bagiku, AI itu bukan pesaing manusia, tapi alat bantu yang keren banget kalau kita tahu cara pakainya. Sama kayak pisau — bisa dipakai buat masak makanan enak, tapi juga bisa berbahaya kalau salah digunakan. Intinya, AI butuh kita sebagai pengarahnya, bukan malah diandalkan sepenuhnya tanpa nalar.
Dan yang lebih seru, perkembangan AI ini baru awal aja. Masih banyak cerita seru ke depannya, termasuk bagaimana AI nantinya bisa makin peka sama emosi, memahami bahasa tubuh, bahkan mungkin... jadi partner curhat yang lebih nyambung daripada sekarang.
Sampai di sini dulu cerita santainya. Kalau kamu tertarik, aku bakal lanjut cerita ke bagian yang lebih dalam lagi. Sampai jumpa di obrolan seru berikutnya!
Komentar
Posting Komentar