POSTINGAN
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Paradoks EPR (Einstein-Podolsky-Rosen)
Eksperimen Pemikiran tentang Mekanika Kuantum
Latar Belakang
Pada tahun 1920-an, mekanika kuantum mulai berkembang sebagai teori fisika yang menjelaskan perilaku partikel kecil. Namun, Einstein dan rekan-rekannya merasa bahwa teori ini memiliki kelemahan dalam menjelaskan realitas fisik.
Eksperimen Pemikiran
Paradoks EPR melibatkan dua partikel yang terhubung dalam keadaan entanglement (terkaitan secara kuantum). Eksperimen pemikiran ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
- Dua partikel, A dan B, diciptakan dalam keadaan entanglement.
- Partikel A dan B dipisahkan oleh jarak yang besar.
- Pengukuran dilakukan pada partikel A, yang mempengaruhi keadaan partikel B secara instan.
- Hasil pengukuran pada partikel A menentukan keadaan partikel B, meskipun jarak antara keduanya sangat besar.
Argumen EPR
Einstein dan rekan-rekannya berargumen bahwa:
- Jika partikel A dan B terhubung secara kuantum, maka pengukuran pada partikel A harus mempengaruhi partikel B secara instan.
- Namun, menurut teori relativitas, informasi tidak dapat bergerak lebih cepat dari kecepatan cahaya.
- Oleh karena itu, EPR menyimpulkan bahwa mekanika kuantum tidak lengkap dan memerlukan variabel tersembunyi untuk menjelaskan fenomena ini.
Kritik dan Jawaban
Kritik atas paradoks EPR:
- John Bell (1964): Menunjukkan bahwa paradoks EPR dapat dijelaskan dengan menggunakan teori kuantum dan tidak memerlukan variabel tersembunyi.
- Eksperimen Aspect (1982): Menunjukkan bahwa paradoks EPR dapat diuji secara eksperimental dan hasilnya mendukung teori kuantum.
- Teori Kuantum Modern: Menjelaskan bahwa entanglement adalah fenomena kuantum yang nyata dan tidak memerlukan variabel tersembunyi.
Dampak
Paradoks EPR memiliki dampak signifikan pada perkembangan fisika:
- Mendorong pengembangan teori kuantum modern.
- Menjelaskan pentingnya entanglement dalam mekanika kuantum.
- Membuka jalan bagi penelitian dalam komputasi kuantum dan kriptografi kuantum.
Sumber
- Einstein, A., Podolsky, B., & Rosen, N. (1935). Can Quantum-Mechanical Description of Physical Reality be Considered Complete? Physical Review, 47(10), 777-780.
- Bell, J. S. (1964). On the Einstein-Podolsky-Rosen Paradox. Physics, 1, 195-200.
- Aspect, A. (1982). Bell's Theorem: The Naive View. Foundations of Physics, 12(10), 867-873.
Komentar
Posting Komentar