POSTINGAN

Brain Chiper dan LockBit - Kelompok di Balik Ransomware Terbaru dan Tindakannya di Indonesia

Pendahuluan

Ransomware Kini telah menjadi ancaman siber yang semakin mengkhawatirkan dalam beberapa tahun terakhir. Salah satu varian ransomware yang mendapatkan perhatian besar yaitu LockBit. Di pembahasan kita kali ini akan membahas secara komprehensif tentang Brain Chiper, kelompok pengembangan varian LockBit, serta insiden terkait yang baru-baru ini terjadi di Indonesia, termasuk tindakan unik yang diambil oleh hacker yang memberikan kunci dekripsi secara gratis kepada korban.

Apa Itu Brain Chiper?

Brain Chiper merupakan kelompok yang dikenal terkait dengan pengembangan ransomware LockBit, yang merupakan salah satu ransomware paling canggih dan berbahaya di dunia maya saat ini. LockBit dikenal karena kemampuan penyebarannya yang cepat dan efisien, strategi pemerasan ganda yang digunakan untuk memaksimalkan tekanan terhadap korban.

Sejarah dan Perkembangan LockBit:

LockBit pertama kali muncul pada September 2019 dan sejak itu terus mengalami evolusi. Versi terbaru, yang dikenal sebagai LockBit 3.0 atau Brain Cipher, telah menunjukkan kemampuan yang lebih canggih dalam menyebar dan mengenkripsi data. LockBit menggunakan model Ransomware-as-a-Service (RaaS), di mana pembuat ransomware menyediakan perangkat lunak kepada afiliasi yang kemudian melancarkan serangan. Hasil tebusan kemudian dibagi antara pembuat ransomware dan afiliasi.

Teknologi dan Metode Penyebaran:

LockBit menggunakan berbagai teknik untuk menyebar di jaringan korban, termasuk:

1. Eksploitasi Kerentanan: Memanfaatkan celah keamanan dalam perangkat lunak untuk mendapatkan akses.

2. Penggunaan Kredensial yang Dicuri: Menggunakan kredensial yang telah dicuri untuk masuk ke dalam sistem.

3. Penyebaran Otomatis: Mampu menyebar secara otomatis di dalam jaringan yang terinfeksi, dan seringkali menggunakan skrip atau perangkat lunak khusus.

Model Pemerasan Ganda:

LockBit tidak cuma mengenkripsi data korban tetapi juga mencuri data tersebut. Jika tebusan tidak dibayar, data yang dicuri akan diancam untuk dipublikasikan. Strategi ini meningkatkan tekanan terhadap korban untuk membayar tebusan, karena selain kehilangan akses data, mereka juga menghadapi risiko data sensitif mereka disebarluaskan.

Insiden di Indonesia: Serangan Terhadap PDN

Salah satu insiden terbaru yang melibatkan Brain Chiper adalah serangan terhadap PDN di Indonesia. Dalam serangan ini, data korban dienkripsi dan tebusan yang signifikan diminta untuk dekripsinya. Tapi, yang membuat kasus ini menonjol ialah tindakan hacker yang memberikan kunci dekripsi secara gratis.

Hacker Memberi Kunci Dekripsi Gratis: Motif dan Implikasi

Dalam insiden PDN, hacker yang terlibat dalam serangan tersebut memberikan kunci dekripsi secara gratis kepada korban. Ini adalah tindakan yang tidak biasa dalam dunia ransomware. Ada beberapa kemungkinan motif di balik tindakan ini:

1. Penyesalan atau Simpati: Hacker ini mungkin merasa simpati terhadap korban dan menyesali tindakannya.

2. Tekanan Publik atau Hukum: Hacker ini mungkin berada di bawah tekanan dari otoritas hukum atau menghadapi ancaman tindakan hukum yang memaksa mereka untuk merilis kunci dekripsi.

3. Strategi PR: Ini bisa menjadi upaya untuk memperbaiki citra publik mereka, meskipun tetap beroperasi sebagai entitas kriminal.

Respons dan Tindakan Pencegahan:

Terlepas dari motif hacker, penting untuk organisasi dalam mengambil tindakan pencegahan, berikut untuk melindungi diri dari ancaman ransomware:

1. Backup Data: Selalu lakukan backup data secara teratur dan pastikan backup tersebut tidak terhubung ke jaringan utama.

2. Perbarui Perangkat Lunak: Pastikan semua perangkat lunak dan sistem diperbarui untuk menutup celah keamanan yang dapat dieksploitasi oleh hacker.

3. Latihan Keamanan Siber: Latih karyawan tentang praktik keamanan siber yang baik, termasuk cara mengenali email phishing dan serangan sosial engineering.

4. Gunakan Perangkat Keamanan: Gunakan firewall, antivirus, dan perangkat keamanan lainnya untuk melindungi jaringan.

Penegakan Hukum dan Upaya Internasional

Penegakan hukum internasional memiliki peran penting dalam menangani ancaman ransomware. Badan seperti FBI, Europol, dan agen keamanan siber nasional bekerja sama untuk melacak dan menindak kelompok di balik ransomware seperti LockBit.

Kasus Serupa di Dunia

Contoh lain dari tindakan serupa adalah ketika kelompok ransomware Conti memberikan kunci dekripsi gratis kepada layanan kesehatan nasional Irlandia setelah tekanan dari penegak hukum internasional. Begitu juga dengan LockBit yang mengeluarkan permintaan maaf dan memberikan dekripsi gratis kepada rumah sakit SickKids di Toronto setelah serangan yang melanggar aturan internal mereka.

Dapat dibaca disini:

https://www.bleepingcomputer.com/news/security/ransomware-gang-apologizes-gives-sickkids-hospital-free-decryptor/

Point keseluruhan

Brain Chiper dan ransomware LockBit membuat kita berpikir betapa seriusnya ancaman siber di dunia modern. Serangan terhadap PDN di Indonesia disertai tindakan hacker yang memberikan kunci dekripsi secara gratis menampilkan bagaimana cara kerja dinamika dunia kejahatan siber.

Sementara itu, kerjasama internasional dalam penegakan hukum memang harus menjadi kunci dalam upaya melawan dan mengurangi ancaman Ransomware

Terimakasih



Komentar